Strategi Bisnis Di tengah Pandemi Covid ’19
14 Agustus 2020Menyebarnya virus covid 19 ke seluruh dunia berhasil memaksa semua negara berjuang mati-matian. Tidak hanya dalam bidang ekonomi tapi juga di seluruh bidang kehidupan. Indonesia bahkan mencatat penurunan ekonomi hingga 2,97 terendah sejak tahun 2001. Strategi bisnis di tangah pandemi covid 19 harus dilakukan hati-hati agar usaha yang dilakukan tidak collapse.
Diversifikasi produk jualan
Pelaku usaha dituntut untuk kreatif dalam mempertahankan usahanya supaya keberadaannya tidak hilang karena persaingan pasar yang semakin ketat. Munculnya pesaing usaha disinyalir sebagai tanda masih tingginya permintaan pasar.
Menurut Efendi diversifikasi adalah sebuah tindakan untuk memperluas barang dan jasa perusahaan dengan cara menambah jenis produk baru dan atau memperluas pilihan jenis warna atau tipe. Diversifikasi bertujuan untuk menambah peluang perusahaan menambah laba. Strategi diversifikasi dibagi menjadi 3 yaitu
Strategi Diversifikasi Konsentris
Ini adalah sebuah strategi diversifikasi dengan cara menambah jumlah produk. Penambahan produk yang dijual harus berkaitan dengan produk yang dipasarkan sekarang. Bisa dalam segi pemasaran, kesamaan teknologi, ataupun penggunaan fasilitas yang sama.
Keberhasilan strategi diversifikasi ini harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini:
- Perusahaan harus mencari peluang di sektor yang peluang persaingannya tidak atau rendah perkembangannya.
- Produk baru setidaknya mampu meningkatkan penjualan produk saat ini. Maksudnya barang baru ini menjadi pelengkap sehingga barang yang lama semakin meningkat manfaat penggunaannya.
- Walaupun produknya tergolong produk baru namun harga jual yang diajukan harus kompetitif
- Harga dari produk sebelumnya sedang mengalami penurunan
Strategi Diversifikasi Horizontal
Strategi diversifikasi ini membutuhkan penambahan produk baru yang tidak terkait dengan produk atau jasa yang ditawarkan saat ini. Pengambilan jenis strategi ini mensyaratkan berapa hal antara lain:
- Konsumen yang loyal dimiliki perusahaan sehingga memungkinkan tingkat keberhasilan menarik minat konsumen tersebut cukup besar
- Produk yang ditawarkan diprediksi mampu memberikan tingkat keuntungan yang cukup signifikan
- Saluran distribusi produk lama dapat juga dimanfaatkan untuk promosi produk yang baru.
Strategi Diversifikasi Konglomerasi
Ini adalah strategi bisnis dengan menambahkan produk baru. Perbedaan dari kedua strategi sebelumnya yaitu jenis produk dan pasar akan sangat berbeda bahkan tidak ada hubungannya dengan segmen pasar produk sebelumnya. Pedoman untuk keberhasilan dari strategi bisnis ini antara lain:
- Jika dirasakan ada penurunan dari profit yang didapatkan perusahaan
- Kemampuan manajerial dan modal cukup bagus untuk terjun di bisnis yang baru
- Terlihat peluang dari pembelian bisnis baru yang dirasa akan memberikan keuntungan berlipat.
Keuntungan dari bisnis terdiversifikasi adalah jika salah satu bisnis mengalami kemunduran profit maka perusahaan tidak akan goyah. Perusahaan akan ammpu bertahan bahkan ditengah pandemi covid 19 sekalipun karena investasi perusahaan tidak hanya pada ‘satu keranjang’ saja.
Merubah Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ditengah covid 19 ini cukup memutar otak para pelaku usaha. Adanya social distancing yang harus diterapkan membuat banyak industri dan usaha yang dilakukan gulung tikar karena sepi pembeli. Toko fisik yang tutup tapi kebutuhan pangan keluarga tidak bisa berhenti. Oleh karenanya merubah alur pemasaran adalah cara yang bijak.
Pelaku usaha harus memanfaatkan adanya kemajuan teknologi. Tengok saja, ada berapa manusia disekitar yang tidak memiliki fasilitas telepon genggam. Hampir seluruh masyarakat memiliki.
Kepemilikan telepon pintar adalah sebuah peluang yang harus dimanfaatkan pelaku usaha untuk pemasaran dari produk yang dimiliki dan menambah jumlah jangkauan konsumen produk yang ditawarkan. Berdasarkan penelitian hampir 30% masyarakat Indonesia memilih transaksi online dibanding berbelanja langsung. Pemasaran secara online terbagi atas macam-macam jenisnya, antara lain:
-
Content Marketing
Ketergantungan masyarakat terhadap kemudahan sudah tidak diragukan lagi. Sebut saja pencarian sebuah informasi sudah mengandalkan internet sebagai pemberi informasi pertama kali. Kemudahan ini dapat dijadikan peluang pemasaran yang cukup efektif.
Content marketing sangat cocok dengan peluang usaha tersebut. Jenis pemasaran ini melibatkan penyediaan informasi melalui artikel, video ataupun gambar. Isinya berdasarkan riset tertentu dengan pemilihan bahan secara mendalam. Dalam kata lain content marketing merupakan soft selling saat pengguna internet sedang membaca informasi di internet
-
Mobile Marketing
Jenis pemasaran ini cukup niat dalam pembangunannya. Mobile marketing membutuhkan sebuah website dalam melakukan penjualan atas produknya. Website yang dibangun harus memiliki daya tarik dan kemudahan konsumen dalan bertransaksi.
-
Continuous Marketing
Ini adalah sebuah usaha yang dilakukan dengan berpromosi secara terus menerus. Platform yang digunakan umumnya Facebook atau Twitter. Jadi dengan continuous marketing pelaku usaha mempromosikan produk atau jasa yang dimiliki pada grup-grup jual beli yang ada di Facebook.
Hasil maksimal akan dirasakan jika pelaku usaha melakukan promosi terus menerus, membalas komentar dengan cepat dan jujur dalam bertransaksi dengan pelanggan. Apalagi didukung dengan custom order misalnya, penulisan nama di kue ulang tahun, bisa order sampai depan rumah dan lains sebagainya.
Memanfaatkan Reseller dan Dropship
Secara bahasa reseller adalah seseorang yang menjual kembali produk dari supplier kepada konsumen. Menjadi seorang reseller memerlukan modal yang digunakan untuk menyetok barang dari pihak supplier. Reseller berdiri sendiri, maksudnya reselller bukan merupakan bagian supplier.
Dropshipper adalah seseorang yang menjual kembalinbarang dari supplier. Bedanya seorang dropshipper tidak perlu menyetok barang sendiri. Dia hanya perlu memperlihatkan barang kepada konsumen.
Pesanan yang didapat akan diteruskan kepada supplier. Pihak supplier akan mengirimkan barang kepada konsumen atas nama dropshipper sebagai pengirim. Cara inilah yang membuat modal sebagai dropshipper lebih kecil.
-
Word of Mouth
Memiliki reseller dan dropshipper yang banyak merupakan sesuatu keuantungan. Jika dilihat jangkauan konsumen mereka kadang tidak terpikirkan oleh perusahaan. Ketika secara tidak langsung seorang reseller memberikan testimoni bahwa produk A merupakan produk yang bagus dan patut dicoba. Kemudian si C berniat membeli karena tertarik begitu juga dengan F, H dan M.
Produk yang menarik dan tersebarnya kabar dari mulut ke mulut akan memberikan tingkat pemasaran yang cukup optimal. Memelihara hubungan baik dan menjalin komunikasi antara supplier dan reseller serta dropshipper akan memberikan keuntungan yang tidak ternilai.
-
Memberikan Diskon
Ditengah pandemi korona ini banyak sektor yang menurun perkembangannya. Untuk menggenjot agar aktivitas perekonomian agar berdenyut lagi diperlukan suatu stimulus. Salah satunya dengan memberi diskon kepada para supplier dan dropshipper. Diskon ini dapat digunakan untuk memancing aliran cash flow perusahaan.
Diskon juga bermanfaat untuk segera menghabiskan stok lama perusahaan dan mengganti dengan stok yang lebih baru. Tentu saja pemanfaatan diskon harus dipikirkan dengan matang. Jangan sampai tingkat diskon malah membuat rugi perusahaan.
Pelaku usaha apalagi di masa sulit seperti ini harus senantiasa melakukan inovasi terbaru. Strategi bisnis di tengah pandemi covid 19 diatas diharapkan bisa mempertahankan bisnis yang telah berkembang. Pemilihan jenis diversifikasi, offline/online hingga melirik orang ketiga sebagai partner bisnis adalah beberapa usaha yang dapat dilakukan agar mampu bertahan.